Kamis, 17 Januari 2013

Ibu Kota Dipindah, Seolah-olah Kita Kalah dengan Banjir


Jum'at, 18 Januari 2013 09:05 wib
Ilustrasi Banjir (Foto: Dok. Okezone)
Ilustrasi Banjir

JAKARTA – Ditengah-tengah banjir yang mengepung Jakarta, muncul wacana untuk memindahkan Ibu Kota Negara. Pengamat tata Kota Yayat Supriana menyebut wacana tersebut hanya akan membuat permasalahan baru.

“Jangan seolah-olah kita kalah dengan banjir,” Yayat saat berbincang dengan, Kamis (17/1/2013).

Dia menambahkan wacana semacam itu hanyalan menghabis-habiskan energi. “ya sebetulnya pendapat boleh saja, pindah Ibu Kota bukan masalah selesai,” terangnya.

Sebelumnya diketahui Tim Visi Indonesia 2033 Andrinof Chaniago, mengungkapkan, tidak ada alasan bagi pemerintah tetap mempertahankan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara.

"Selain Malaysia yang telah memindahkan Ibukotanya ke Putra Negara, 19 negara lainnya telah terlebih dahulu memindahkan Ibukotannya. Termasuk Amerika dan Australia itupun telah memindahkan Ibu Kotannya," jelas Andrinof, Kamis (17/1/2013).

Menurut Andrinof, setidaknya enam alasan pendorong untuk merealisasikan konsep relokasi ke Kalimantan itu, yaitu lebih efektif mewujudkan Indonesia yang sejahtera berkeadilan, dengan perekonomian yang tumbuh secara berkelanjutan.

Kedua, akan menumbuhkan epicentrum baru yang mendekati kawasan tertinggal dan pinggiran. Selain itu, dibandingkan daerah lain, Kalimantan satu-satunya pulau yang tidak pernah diguncang gempa bumi.

Ketiga, memudahkan penataan kembali Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa. Keempat, mencoba menghentikan paradoks pembangunan yang telah dicoba diselesaikan dengan program parsial, seperti transmigrasi, pembangunan daerah tertinggal, pembangunan kawasan timur Indonesia yang terbukti gagal menciptakan pembangunan yang berkeadilan dan merata.

Kelima, melindungi lahan pertanian di Jawa karena tingkat kesuburannya yang paling tinggi di antara wilayah di Indonesia. Keenam, mencegah terjadinya guncangan sosial seperti 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar