Foto: Orange
Salah satu burung lokal yang sering menjadi korban para kucing adalah burung kiwi yang tidak bisa terbang. Morgan pun meminta para pemilik kucing untuk tidak pernah membawa hewan peliharaannya itu keluar rumah.
Selain itu, Morgan juga mendorong warga Selandia Baru untuk mensterilkan kucing peliharaannya dan tidak menggantinya dengan kucing yang baru apabila meninggal. Bahkan Morgan mengatakan, menyuntik mati kucing merupakan salah satu ide yang bagus.
Walaupun sebenarnya memiliki niat baik untuk menyelamatkan populasi burung lokal, ajakan Morgan ternyata tidak terlalu diterima oleh warga Selandia Baru. Penolakan warga terhadap kampanye anti kucing Morgan terletak pada fakta bahwa Selandia Baru adalah negara yang sangat menyukai kucing.
Selandia Baru merupakan salah satu negara dengan rasio kepemilikan kucing yang terbesar di dunia. Kucing sendiri bukan spesies asli Selandia Baru, hewan berbulu itu dibawa oleh orang Eropa yang membuat koloni di negara kepulauan itu.
“Saya akan bilang kepada Morgan jangan ganggu hidup kami. Kucing dapat memberikan hubungan emosional kepada pemeliharanya yang tidak boleh untuk diganggu,” ujar aktivis pencinta binatang, Bob Kerridge, seperti dikutip Associoated Press, Kamis (24/1/2013).
Pendapat Kerridge itu diamini oleh sebagian besar warga Selandia Baru. Dalam situs kampanye anti kucing Morgan yang bernama Cats to Go. Sekitar 70 persen warga Selandia Baru yang mengunjungi situs menyatakan mereka menolak kampanye anti-kucing pria itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar