Budaya Asli Indonesia
Monday, March 1, 2010 5:20:12 AM
Indonesia
memang patut berbangga bahwa batik sudah mendapat pengakuan
Internasional dan berhasil diakui sebagai warisan
budaya dari Indonesia.
Indonesia tidak perlu lagi khawatir pencurian atau klaim dari negara
Malingsia seperti beberapa
budaya lain yang telah terlanjur diambil oleh
maling.
Kini, Indonesia harus menjaga pula budaya-budaya yang
lain terutama yang sudah pernah diklaim atau berusaha diklaim sebagai
budaya negara tetangga yang tidak bertanggungjawab itu. Terutama Reog
Ponorogo, tari Pendet, dan juga kesenian angklung.
Berikut ini adalah sebagian dari budaya Indonesia yang dicuri / diklaim pihak asing:
1. Batik dari Jawa oleh Adidas.
2. Naskah kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia.
3. Naskah kuno dari Sumatra Barat oleh Pemerintah Malaysia.
4. Naskah kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia.
5. Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia.
6. Rendang dari Sumatra Barat oleh oknum WN Malaysia.
7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh oknum WN Belanda.
8. Sambal Petai dari Riau oleh oknum WN Belanda.
9. Sambal Nanas dari Riau oleh oknum WN Belanda.
10. Tempe dari Jawa oleh beberapa perusahaan asing.
11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia.
12. Tri Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia.
13. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia.
14. Lagu Injit-Injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia.
15. Alat musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia.
16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia.
17. Tari Piring dari Sumatra Barat oleh Pemerintah Malaysia.
18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia.
19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia.
20. Kursi Taman dengan ornamen ukir khas Jepara oleh oknum WN Prancis.
21. Pigura dengan ornamen ukirkhas Jepara oleh oknum WN Inggris.
22. Motif batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia.
23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh oknum WN Amerika.
24. Produk Berbahan Rempah-Rempah dan Tanaman Obat asli Indonesia oleh Shiseido Co.Ltd.
25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia.
26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda.
27. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang.
28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatra Barat oleh Pemerintah Malaysia.
29. Kain Ulos dari Batak oleh Pemerintah Malaysia.
30. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia.
31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia.
32. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia.
Indonesia
memang kaya dengan budaya yang berkualitas dan membuat “ngiler” negara
yang masih kurang kreatif dan tidak mempunyai budaya nasional sendiri
yang berkualitas. Menjaga berbagai kebudayaan ini adalah suatu tantangan
yang berat bagi pemerintah Indonesia saat ini. Belum lagi pencurian
pulau-pulau terluar Indonesia, kasus blok ambalat, pelecehan TKI/TKW,
mengatasi bencana alam, korupsi, merosotnya norma dan akhlaq, dan lain
sebagainya. Semua aspek itu adalah hal penting yang tidak boleh
ditinggalkan salah satu, tapi harus diperhatikan semuanya secara
konsisten dan berkesinambungan.
Kembali kepada permasalahan
batik, semoga pemerintah tetap konsisten untuk mensosialisasikan batik
kepada dunia bahwa ini adalah budaya asli Indonesia, dan di lain pihak
juga menjaga agar generasi-generasi Indonesia selanjutnya tetap bisa
membatik, dan bahkan paham sejarah batik. Jangan sampai hilang ditelan
budaya global yang merusak. Generasi Indonesai harus tahu apa itu batik,
reog, pendet, angklung, dan lain sebagainya. Wacana untuk membuat hari
khusus berpakaian batik bagi pelajar dan PNS adalah sesuatu yang sangat
bagus. Bahkan akan sangat baik apabila setiap daerah memakai batik corak
khas daerah masing-masing. Batik Yogya berbeda corak dengan Surakarta,
berbeda pula dengan Pekalongan. Batik pedalaman dan keraton berbeda
dengan batik pesisiran, dan lain sebagainya. Sehingga semuanya bisa
dimunculkan dan dikenal secara luas.
Namun, jangan sampai
Indonesia terlena dan terfokus pada satu hal saja kemudian melupakan
permasalahan lainnya sehingga kecolongan lagi. Jangan sampai sekedar
ngurusin teroris, tapi budaya kecolongan klaim oleh negara lain, atau
bahkan budaya Indoensia yang bermartabat kemudian tergerus oleh budaya
asing yang merusak moral dan norma generasi muda.
Jangan pula Indonesia sekedar ngurusin gaji pegawai dan DPR, tapi kedaulatan negara dan wilayah Indonesia jatuh di mata dunia.